Drive to Change or Drive by Change




A.    Tak Lagi Sama
Kompleksitas kehidupan hari ini merupakan akumulasi dari pelbagai faktor yang telah dan tengah berubah. Kehidupan manusia semakain kompleks, semakin maju dan berkembang. Kompleksitas ini tentu bukan tanpa sebab melainkan kosekuensi dari sebuah perubahan. Ada banyak faktor yang berubah, baik secara evolutif (perlahan) maupun revolutif (cepat).  Dalam teori perubahan dijelaskan bahwa perubahan merupakan kombinasi dari pelbagai faktor yang saling berinteraksi dari waktu ke waktu yang mengarah kepada perubahan (Dunford et.,al:2017). Sebagai contoh hal ini bisa kita lihat pada persilangan antara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Persilangan ini melahirkan generasi baru, dengan konsep dan peradaban yang berbeda dari generasi sebelumnya. Peradaban yang dulunya berkereta kuda digantikan oleh mobil bertenaga mesin, peradaban yang dulunya mengandalkan otot digantikan oleh mesin bertenaga listrik, peradaban yang dulunya padat karya kini berbasis robot otomatis. Ada begitu banyak contoh perubahan yang terjadi, merambah kesemua lini kehidupan dan meramu pola kehidupan.
Perubahan adalah sesuatu kemutlakan ; ibarat  matahari yang pasti akan terbit di timur dan kematian yang menanti diujung kehidupan. Tak bisa dipungkiri kita pun dituntut untuk berubah (Change!)..dunia sekarang tak lagi sama, apa yang diyakini kemarin tak lagi menjadi pijakan, metode dan strategi kemarin dianggap mitos tak berujung, dan bahkan banyak teori yang tidak dapat mempertanggungjawabkan relevansinya. Tidak salah Joan Alexandra Molinsky mengatakan demikian “ Kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri”.  Ada begitu banyak misteri kehidupan yang nantinya akan kita saksikan...

B.     Berubah atau Punah
Dalam teori manajemen perubahan ada begitu banyak alasan untuk berubah. Dikutip dari buku Rhenald Kasali Re-Code Your Change DNA edisi 1St , alasan berubah diantaranya adalah :
o   Perubahan adalah pertanda kehidupan ; benda mati sekalipun tidak akan tampak sama dalam 1, 2 atau bahkan 10 tahun yang akan datang. Semuanya akan tampak berbeda. Bahkan kebiasaan masyarakat dan gaya hidup pun telah beralih dan berubah.  
o   Perubahan memberikan harapan ; poin ini sebenarnya bermuara pada dua porsi. Yang pertama adalah perubahan menjadikan kita lebih baik dan yang kedua adalah tensi (ketegangan dimana perubahan tak sesuai harapan). Namun faktanya bahwa perubahan itu sifatnya mendesak, tak bisa dikompromi. Apakah anda masih setia menggunakan kamera roll (tustel) ?.., jika masih anda akan kesulitan untuk membeli roll filmnya. Atau anda pebisnis yang mengharapkan pelanggan berkunjung ke toko anda ?.., mengharapkan loyalitas pelanggan sebagai jaminan ?.., atau driver ojek pengkolan yang setia menanti tanpa kepastian ? ..“ Changes is inenvitable, progress is optional”-Tony Robbins
o   Keep surviving (kemampuan beradaptasi) ; ini menarik jika dikaitkan dengan kisah hewan raksasa yang hidup ribuan tahun lalu. Tidak lain ialah Spesies Dinosaurus. Kisah ini secara gamblang menjelaskan ketidakmampuan Dinosaurus untuk beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Hewan raksasa dengan kekuatan (power) yang sangat luar biasa pun tetap saja dilibas perubahan. Adaptasi bukan lagi menjadi pilihan tetapi keharusan untuk tetap survive.
Apakah anda pernah mendengar cerita Nokia, Handphone sejuta umat Yang perlahan tenggelam dan terus tenggelam hingga akhirnya punah. Stephen Elop CEO Nokia Pernah berkata “ kami tidak melakukan kesalahan apa pun, tiba-tiba kami punah”. Mereka kalah dilibas BlackBerry, yang pada akhirnya Black Berry sendiri punah dengan munculnya Smartphone berbasis android. Semuanya tak lagi sama, bahkan perkembangan yang begitu maju, musuh-musuh pun tak kelihatan.
o   Lingkungan telah berubah ; lingkungan kita telah berubah, perhatikan disekitar anda apakah masih sama seperti yang dulu..?, saya jamin tak lagi sama baik itu yang kelihatan maupun tidak kelihatan. Dalam dunia bisnis ada satu teori yang menjeaskan tentang lingkungan bisnis. Teori ini terus menjadi pijakan tanpa dikaji lebih jauh. PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, and Legal). Apa yang salah dari teori ini ? , tidak ada , tetapi teori ini tidak cukup untuk menganalisis bisnis di era yang semakin kompleks ini. Sebagai contoh dalam konteks indonesia, PESTEL ini tidak cukup untuk menganalisis prospek bisnis atau untuk melakukan ekspansi dsb., ada satu nilai lagi yang harus dipertimbangkan, ialah Religion (agama). Di Indonesai misalnya, nilai-nilai keagamaan dijadikan pijakan dalam berbisnis, anda tidak bisa membuka bisnis tanpa mempertimbangkan nilai-nilai keagamaan. Sehingga muncul konsep bisnis berbasis Syariah. Bahkan anda akan kesulitan untuk mendapakan pendanaan (financing) ketika bisnis anda tak sejalan dengan prinsip keagamaan.

C.     Gebrakan : Resistant to change or be a first movers
Apple corporation merupakan first movers (penggagas perubahan)  yang menjadikan ia perusahaan no. 1 dengan brand value termahal di dunia $182.8B (versi Forbes.com). Apple melahirkan produk-produk canggih dengan menawarkan Iphone berbasis IOS, Mac book, Apple Ipod dsb. Ada yang bilang lambang apple yang digigit itu telah menjadikannya brand name terkemuka di dunia, apalagi kalau apple-nya utuh..,tapi tahukah anda kalo Apple yang digigit itu mempunyai filosofis?. Logo Apple yang digigit mencerminkan kisah Adam dan Hawa di taman Eden, dimana gigitan itu melambangkan awal pengetahuan. Dan pengetahuan itu tentunya akan merubah segala sesuatu.
Dilain kisah ada perusahaan Alibaba Corporation rintisan Jack MA. Jack MA yang melahirkan konsep baru dalam dunia bisnis. Dia tidak membeli produk lalu menyimpannya pada gudang atau mendirikan ribuan gerai. Model bisnisnya sederhana, sesederhana penggunaanya aplikasinya. Ia mendirikan pasar secara virtual (E-commerce) yang memungkinkan penjual dan pembeli dari seluruh penjuru dunia dapat saling berinteraksi,  hanya melalui aplikasi yang rupa fisiknya pun tidak ada.
Konsep bisnis telah berubah, bisnis model pun berubah. Orang tidak lagi sekadar memasarkan produk tetapi desain, layanan dan super App. Satrbucks tidak sekadar menjual  kopi tetapi suasana dan tempat yang cocok untuk generasi muda. Indomaret tidak sekadar menjual berbagai kebutuhan pribadi dan rumah tangga tetapi juga layanan (servive) dan kemudahan. Gojek  tidak hanya menawarkan jasa ojek online tetapi supper App yang memenuhi segala kebutuhan manusia. Segala sesuatu dipermudah, murah dan efisien.
Atau mungkin anda pernah mendengar kisah Enziklopedi Britanicana dan Americana, yang gugur setelah Microsoft melahirkan Software yang memuat softfile Enziklopedi?., sungguh suatu musibah bagi Enziklopedi Britanicana dan Americana karena tak sanggup menjamu masa depan. Generasi sekarang tak lagi sama dengan generasi kemarin. Kita dapat mengatakan bahwa orang yang mengoleksi banyak buku adalah orang cerdas atau pintar. Tetapi kita tidak bisa mengatakan bahwa orang yang tak punya buku, tak punya koleksi buku adalah orang bodoh. Ingat hari ini tak lagi seperti kemarin . Generasi hari ini adalah generasi dengan batas antara bermain dan bekerja yang sangat tipis (Kasali:2017). Cara belajar pun berbeda, sehingga Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan bahwa belajar tidak harus di sekolah, bekerja tidak harus di kantor.
Pertanyaannya bagi kita adalah apakah kita siap untuk berubah ?

D.    Trap ; kejayaan Masa Lalu Memabukan..!
Banyak orang merasa puas dengan kesuksesan masa lalunya, volume penjualan yang tinggi menjadi alasan untuk tidak melakukan inovasi. Menolak perubahan karena merasa nyaman dengan tradisi. Menganggap teknologi sebagai perusak  generasi, dan memupuk arogansi bahwa kitalah yang paling benar. Semuanya itu adalah mindset masa lalu, era dimana ramalan menjadi pijakan. Kita memasuki dunia yang sama sekali berbeda dan sulit diprediksi.  Teknologi bukan lagi menjadi pilihan tetapi keharusan. Saya berasal dari timur Indonesia tepatnya di Flores-Manggarai-NTT. Enam (6) tahun lamanya saya tinggal di asrama Katholik yang betul-betul bebas dari pengaruh teknologi khusus penggunaan Smartphone. Tradisi itu terus di agung-agungkan karena katanya ini menjadi kelebihan kita, alumni kita berhasil dan sukses setelah menamatkan pendidikannya dari sini. Apakah anggapan ini sesungguhnya benar ?.., apakah kita benar-benar diunggulkan dengan sistem seperti ini..? apakah alumni kita sungguh-sungguh berhasil di luar sana..? siapa yang bisa menjamin..? 
Saya ingin mengatakan bahwa pendidikan kita seyogianya menjadi tempat yang sungguh-sungguh menyiapkan kita dimasa depan. Dan masa depannya adalah kita tak terlepas dari teknologi, kita justru harus mampu menyesuaikan diri. Ada buku yang sangat menarik untuk dibaca, buku ini adalah hasil Komite Rekonstruksi Pendidikan Yogyakarta (KRP DIY). Buku ini berjudul  Pendidikan dalam Berbagai Rentang Pemikiran. Apa yang menarik dari buku ini ?.., buku ini menjelaskan bahwa perubahan teknologi bisa jadi mengesampingkan proses pembelajaran klasikal dikelas dan lebih memilih belajar via internet, hal ini tidak dapat dipungkiri mengingat generasi ini (generasi Z) yaitu generasi yang mampu melakukan berbagai hal secara multitasking dengan media informasi digital.
Ada beberapa alasan yang menghambat seseorang, kelompok, organisasi, perusahaan dsb. Untuk berubah. Diantaranya sebagai berikut :
a.       Dennying (menolak) ; kemunculan Gojek pertama kali mendapat penolakan yang amat dashyat baru hingga akhirnya diterima. Dalam teori manajemen ada 2 (dua) aksi (action) menyambut perubahan yang pertama adalah biasa saja => habbit=resisten, dan yang kedua adalah shock=> kaget/surprise=>kesulitan=>chaos (kacau)=>resisten. Orang takut untuk berubah, cemas dan akhirnya menyerah.
b.      Arogant ; ini merupakan self destructive habbit perilaku yang merusak diri sendiri. Kita tidak akan pernah bisa berubah karena menganggap diri selalu benar.
c.       Competitive Myopia ; kita hanya melihat yang dekat saja kita tidak mampu melihat lebih jauh, lebih luas, dan melihat masa depan, memprediksi apa yang akan terjadi.
d.      Competency dependence : ketergantungan pada kompetensi yang sudah kita miliki di masa lalu. Kita tidak mau belajar hal-hal baru.  Karena kedepan keahlian akan semakin di uji.
e.       Territorial impuls ; menganggap bahwa tidak ada orang lain yang bisa merebut wilayah kita, area bisnis kita, area pemasaran kita, dan area dimana kita diakui. Hal ini membuat kita tumpul karena merasa paling baik karena tak punya kompetitior. Hal ini lambat laun akan membuat kita lenyap karena diluar sana ada begitu banyak musuh-musuh kita yang mengamati bisnis kita, perilaku kita dan menunggu momentum menumbangkan kita.
f.       Complacency ; kenyamanan membuat kita tidak mau bergerak, berubah dan ingin tetap melestarikan kenyamanan itu. Kita lupa bahwa kenyamanan kita suatu waktu akan terganggu dengan hadirnya konsep dan pola-pola yang baru. Atau kita akan digeser digantikan oleh yang lain. Kita retensi dan tidak mau berinovasi.
g.      Volume obsession ; banyak bisnis yang tumbang karena merasa market share-nya besar, volume penjualannya besar dan tidak mau melakukan research dan inovasi. Mereka dibutakan dengan kejayaan masa lalu.
Sungguh kejayaan ..memabukkan..!

E.     Let’s Change and Move 

Drive to Change or Drive by Change.., ada yang bilang bahwa koin mempunyai dua sisi, yaitu sisi gambar dan angka, namun sebenarnya koin mempunyai tiga sisi yaitu sisi gambar, angka dan tepi. Disisi tepi inilah kita membenah diri, mengatur strategi serta bersiap-siap menjamu masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Kita tidak lagi berada pada pusaran lampau yang terus mempertahankan tradisi (steady mindset)Let's change our perceptions, open minded  drive to unlock more and touch more of miracles. 
Dan Kita akan menyaksikan berjuta kejutan...

Dunia tak lagi sama, sungguh berbeda.., semua tak akan abadi  kecuali perubahan itu sendiri....
                                                              


Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Drive to Change or Drive by Change"

Post a Comment